15 April 2007

Ilusi

Pria itu hadir saat diriku terlelap.
Saat ragaku berhenti dan mengucapkan selamat malam.
Ia hanya duduk namun kehadirannya membawa ketenangan dan kedamaian.
Ingin kubuka mata untuk dapat melihatnya, namun terlalu terlena menikmati hadiratnya.
Untuk apa dia ada?
Akupun tak tahu dan tak mau bertanya, impian ini terlalu indah dihancurkan dengan logika.
Ia ada dan aku bahagia.
Terkadang mimpi lebih indah dari kehidupan, lebih nyata dari hidup.
Mana yang nyata, mana yang ilusi?
Aku sulit membedakannya.
Hidup seperti mimpi buruk yang tidak bisa diusir dengan hanya membuka mata.

Meulaboh, 4:06 pm

0 Comments:

Post a Comment

<< Home