15 April 2007

Sisi menyenangkan dari palu…

Dibalik semua ketegangan yang ada, Palu masih menyisakan saat menyenangkan buat saya, lagipula ini kali pertama saya menginjakkan kaki di bagian tengah pulau sulawesi ini. Pasti ada kenangan atau pengalaman yang akan saya bawa pulang.

Apa makanan khas daerah sini?
Itu pertanyaan yang pasti saya utarakan saat menginjak lokasi baru. Yup makanan, taukah anda dibalik keragaman budaya yang tersebar di daerah kepulauan Indonesia, juga tersembunyi kekayaan kuliner yang beragam rasa dan rupa. Gimana juga makanan adalah bagian dari budaya. Dan ini yang menjadi ketertarikan utama saya. Alhasil jam makan menjadi petualangan tersendiri.

Suatu saat saya kelaparan bukan main, terdampar di hotel tanpa kendaraan membuat saya putar otak. Karena ga tau tempat maupun jalan, saya putuskan untuk tidak pergi jauh, apalagi Palu masih rawan, jadi ada baiknya tidak keluyuran tanpa arah.

Akhirnya saya temukan restoran kecil dekat hotel, ada dua menu yang ditawarkan, nyuknyang dan nasi rames. Nasi rames seperti biasa, paduan nasi dengan berbagai lauk, karena saya tidak makan nasi, maka pilihan jatuh ke nyuknyang, sambil berharap mudah mudahan bukan anjing dan pastinya mengenyangkan. Untuk minum saya pilih es kelapa muda. Wuih..panas panas gini pasti enak minum kelapa. Ngomongin panas, kebanyakan orang yang saya temui di Palu pasti bertanya, gimana Palu, panas ya? Belum dijawab mereka langsung bercerita tentang letak palu di tengah Indonesia yang pastinya langsung dilintasi garis kathulistiwa. Makanya menurut mereka, suhu udara Palu diatas rata rata. Tapi bagi saya, Jakarta jauh lebih panas, meski jauh dari kathulistiwa tampaknya polusi di Jakarta lebih dasyat sehingga membuat ozon bolong dan matahari tembus tanpa halangan.

Balik lagi soal makanan, akhirnya rasa penasaran saya akan nyuknyang sedikit terobati, lega, sekaligus kaget. Ternyata nyuknyang tak lain adalah semangkuk bakso. Huh saya kira apa, yang membedakan hanyalah isi tahu bercampur dengan daging sapi cincang plus buras (bubur beras) yang menggantikan posisi mie dan bihun. Yang lainnya sama. Harga semangkuk Rp.15.000 itu entah karena muka kami terlihat seperti wisatawan atau dampak kenaikan BBM yang begitu rupa, buat saya mahal, kalo di Jakarta, saya bisa dibuat kenyang dengan bakso 15ribu.

Selesai makan, minuman tak kunjung datang. Saya sampai berkali kali tanya, kalo ternyata mereka lupa kan ga lucu banget. Dan bukankah harusnya es kelapa muda menemani saya makan? Kok lama banget, entah dimana mereka cari kelapa itu. Saat datang, kembali saya di buat bingung. Ya ampun, yang keluar kok es campur dengan isi hanya kelapa? Pantas saja lama. Sambil tertawa cekikik saya makan juga es campur ala palu itu, sok tahu sih, harusnya saya tanya jelas apa itu yang dinamakan es kelapa muda.

Belum puas, pencarian masih berlanjut. Kali ini ga boleh salah. Kaledo, itu jawaban atas pertanyaan saya tentang makanan khas palu. Semua orang mempromosikan makanan ini. Ok berarti sekarang tinggal cari tempat yang tepat. Pas kebetulan saya punya waktu banyak saat menunggu jam kerja para pejabat kepolisian, jam makan siang plus jam sholat. Hmm pasti cukup.

Karena ga ada kendaraan, kami pun menyetop angkot. Di Palu, naik angkot serasa naik taxi. Pertama karena tidak ada nomor angkot yang berlaku. Kita bisa naik dan turun dimana saja. Prinsipnya jauh dekat satu orang bayar seribu, diantar sampai di tempat, masuk gang sekalipun. Lebih enak lagi kalau kebetulan dapet angkot kosong, jadi bener bener serasa taxi, kita langsung diantar tanpa harus menunggu giliran. Tapi kadang kala peraturan ini juga sedikit keterlaluan. Pernah suatu ketika saya nyetop angkot yang terlihat kosong. Negosiasi berlanjut dan kami pun naik, tapi ternyata masih ada satu penumpang, seorang pelajar dan dasar nasib tujuan kami dan tujuannya berlawanan arah, yang ada si pelajar diturunkan di tengah jalan. Duh maaf ya de, saya merasa bersalah banget. Pasti supir mikir lebih untung mengantar kami berempat dan mengantongi 4ribu.

Sesampai di lokasi, saya langsung terkesima dengan papan etalase bertuliskan KALEDO, kali ini saya tak mungkin salah sasaran dan benar, hanya kaledo yang ditawarkan di resto ini. Ok, mainkan bung.

Tak lama, keluarlah makanan yang juga primadona kota palu ini. Sekilas terlihat seperti sop buntut, hanya saja kali ini yang digunakan bukan ekor, tapi kaki sapi. Tiap porsi mendapatkan dua tulang sekaligus kemudian ditaburi bawang goreng. Bawang gorengnya asli khas palu yang katanya biar di simpan berminggu minggu masih garing, dan benar, rasa bawangnya terasa sekali dan renyah.

Untuk makan kaledo perlu trik sendiri, terutama karena banyaknya peralatan makan yang tersedia. Tiap orang diperlengkapi dengan sendok, garpu, pisau untuk menyayat daging plus urat yang masih menempel di tulang dan sebatang sumpit. Yup, sebatang, bukan sepasang. Ini untuk mengorek gorek sum sum langsung dari tulang. Seru, lezat sekaligus kolesterol hahaha kali ini yang penting menikmati. Serunya makan kaledo semakin seru ditemani dengan singkong rebus. Ini untuk menggantikan nasi, singkong direbus, sampai matang tapi tidak hancur, pas, saya memang tidak suka yang terlalu lembek dan benyek. Makan kaledo memang nikmat, dari segi rasa, penyajian dan tantangan menikmatinya.

Hanya hati hati saja, selesai makan coba cek gigi, pasti ada yang nyelip deh. Setelah menemui makanan khas, pasti misi selanjutanya adalah makanan untuk oleh oleh. Mau tahu jawabannya? Sudah saya sebutkan diatas, yaitu bawang goreng. Itu saja. Khas memang, tapi bingung juga kasih oleh oleh bawang goreng ke orang orang. Viva Palu.

PS: Ini kali kedua saya menuliskan ini, yang pertama, dengan semangat membara saya torehkan semua ke dalam teknologi friendster, saat sedang asyik menaruh beberapa foto, tiba tiba computer hang…duh…gawat, saya kan blon meng-copy tulisan itu. Dan terlambat, semuanya hilang. Setelah itu…..saya BT dan jenuh habis2an. Diperlukan beberapa hari untuk memulihkan semangat menulis, apalagi untuk menulis hal yang sama. Mudah-mudahan anda bisa menikmatinya.

Sabtu 31 Desember 2005, Palu kembali dihujam terror bom, korban kembali berjatuhan. Kiranya terror ini akan berakhir……

0 Comments:

Post a Comment

<< Home