15 April 2007

Ungroovy Groove at Sushi Groove

Kalo pernah mampir ke Setia Budi Plaza, pasti sempat melihat, melirik atau mungkin sama seperti saya, penasaran saat melewati lokasi Sushi Groove. Harus diakui, paduan warna hijau terang bercampur kuning lampu neon dengan background hitam legam sangat menarik hati. Bayangan saya waktu itu, makan sushi dalam suasana dugem, hmm ga kebayang, pasti mahal ya? Berkali kali saya urungkan niat makan disana. Tabung dulu, baru foya foya.

Akhirnya kesempatan itu datang juga, saya bawa pasukan lengkap, mama papa lenny nikki. Atas dalil sudah lama tidak kumpul keluarga, saya berhasil merayu mereka. Tempat saya yang tentukan, dan jika memang tidak terjangkau, mereka bisa membantu saya menyelesaikan tagihan tanpa harus malu. Yang penting harus saya puaskan hasrat penasaran ini.

Jika tampilan luar sudah buat saya terpesona, saat memasuki ruangan, saya semakin terbuai. Asli, tempatnya sangat nyaman, saya bahkan sempat berpikir tuk membuat private party di sana. Dinding garis lampu neon memberikan kesan modern sedangkan warna hijau menjadikannya teduh. Komposisi bangkunya juga menarik, dua meja panjang dijajarkan dengan tembok, seperti bangku piknik di taman. Namun ada juga kekurangannya, karena hanya ada dua meja besar, privasi pun agak terbatas. Mau ga mau kita harus sebelah menyebelah dengan pengunjung lain, persis saat piknik atau duduk di bangku kantin dulu. Meja panjang ini juga punya lebar yang lumayan, menjadikan posisi kita dengan orang dihadapan kita sedikit berjarak.

Cukup basa basinya, sekarang langsung ke makanan, bukankah itu tujuan utama datang ke sini, menikmati makanan dan bukan atmosfir tempat (meski keduanya mendukung). Saat disodori daftar menu, langsung saya lirik bagian sebelah kanan. Wah, harganya sangat terjangkau, kisaran 7000 - 39.000, ini jauh dari perkiraan saya, bahkan boleh di bilang sangat murah untuk ukuran restoran jepang non fast food. Kalo ini saya masih sanggup. Ok kali ini saya yang traktir :P

Karena tidak terbiasa makan sushi, saya anjurkan lenny memesan baby dragon roll (29rb) kandungan bahan matang plus campuran tempura didalamnya lebih toleran ke lidah Indonesia, sedangkan nikki memilih tsunami roll (29rb) yang ketika itu berpromosi setiap pembelian akan disisihkan untuk dana bantuan tsunami. Mama lebih tertarik memilih tempura + gindara teriyaki box (39rb) yang datang dengan nasi, soup, salad dan green tea. Saya sendiri memilih mayonaise dream roll (25rb) dan agedashi tofu (15rb). Untuk minum seperti biasa, hot dan cold ocha jadi pilihan.

Rasa kagum saya langsung sirna saat pesanan datang, ternyata Lakmi Pamundjak benar, atmosfir resto yang luar biasa biasanya merupakan kamuflase untuk menyembunyikan rasa makanan yang standart. Hot ocha pesanan saya datang dengan keadaan suhu sedang. Ketika saya complain dan meminta ganti, lagi lagi saya disodori ocha suhu sedang. Rupanya mereka mengisi ocha dari teko yang dibiarkan dingin. Membuat saya tidak bisa menikmat hot ocha.

Fusion sushi datang dengan ukuran lebih kecil dari biasa, penampilannya cukup lumayan, tapi rasanya serasa kurang 'jepang' malah saya merasa sedang memakan lemper isi ikan. Ini dia kenapa harganya murah sekali. Rasa yang sama juga dirasakan pada Set box. Tidak ada yang spesial.

Pulang dari Sushi Groove saya lebih tertarik dengan atmosfir tempat dibanding kelezatan makanan. Membuat saya lebih tertarik untuk foto foto daripada memesan makanan. Untuk sebuah restoran jepang, Sushi Groove memang sebuah lokasi foto yang menarik.

Setiabudi One Building lantai dasar unit A 107, Jl. H.R Rasuna Said kav 6 2 ok Kuningan, Jakarta Selatan telp. 021 5229955

0 Comments:

Post a Comment

<< Home