15 April 2007

Hemat Energi, Hemat Informasi

Sesaat setelah menulis judul diatas, saya kembali berpikir, mungkin yang lebih tepat adalah Hemat energi, pelit informasi atau mungkin Hemat energi, miskin informasi.

Kata kata ini saya dapatkan setelah apa yang saya alami Jumat 15 Juli lalu. Awalnya saya berencana menghabiskan malam sabtu saya dengan berpesta. Tapi sepertinya alam berkata lain. Sekejab hujan mengguyur jakarta, efeknya pun langsung terasa, macet dimana mana dan juga banjir. Bagi saya yang mengendarai mobil sedan, ini berarti kartu mati, tak ada jalan lain selain pulang dan berlindung di rumah.

Sesampai di sarang tiba tiba kotak ajaib televisi menjadi pusat perhatian saya. Busyet semenjak jadi anak kos saya memang sudah jarang dan mungkin tidak pernah menikmati benda elektronik itu. Hehe tapi tidak kali ini, akan saya puaskan semua hasrat yang ada. Berbekal remote saya langsung pegang kendali. Mulai dari Indonesia Idol (akhirnya bisa juga nonton acara ini, meski sedikit kecewa dengan performa mereka), lanjut dengan The Apprentice Two (wah..wah...saya menonton lengkap episode ini....sambil sok belagu tidak mau membocorkan akhir episode kepada adik adik saya yang begitu antusias nonton. Padahal mulut dah gatel banget....jadi de....pemenangnya tuh...si......sensor)

huamm....dah ngantuk...biasanya jam segini mulai acara ga penting....siap siap tidur ah....dan tiba-tiba......Desperate Housewife hah? maksudnya sekarang?? serius? dah lama banget penasaran nonton seri ini..meski sering maki maki melihat tukang kebun yang ganteng, sexy, baik, ramah dll plus tukang ledeng yang begitu mempesonanya.....kalo balik ke dunia nyata...apalagi jakarta?? hello??? gimana caranya ketemu tukang kebun plus tukang ledeng kayak gitu???

ok dah puas ketawa dan bermimpi ketemu pria pria ganteng di lingkungan terdekat loe....dah cape juga....eh abis itu CSI: Las Vegas busyet deh..ada apa nih indosiar...kok jadi keren keren gitu sih acaranya, ini namanya rally nonton nih...asli...emang ga salah mengorbankan waktu pesta di malam sabtu.... uhuy...bakal nonton semalaman suntuk nih...wakssss

Semangat 45 langsung berkobar....menantikan film film selanjutnya.... tapi...hmm setelah itu.....habis??? hmm ada apa nih?? saya ganti ke channel lain? semut hitam putih memenuhi layar? MTV? nothing....Metro Tv???? ka te....antena tv rusak ya??? setelah beralih ke kabelvision.... pertanyaan itu langsung terjawab

Mohon perhatiannya bahwa sesuai dengan anjuran dari pemerintah, kami akan mengadakan Off Air mulai dari jam 1:00 pagi dan mulai siaran lagi jam 5:00 pagi, efektif tanggal 15 Juli, 2005. Terima kasih.

Dalam hati saya bertanya...Apa hubungannya pasokan BBM yang kurang dengan siaran tengah malam??? Baru saya mau memuji SBY karena menganjurkan pengurangan AC di lingkungan departemen serta penggunaan baju batik lengan pendek sebagai tindak lanjut dari anjuran itu. Bravo SBY, sebuah solusi yang brilian, penghematan sekaligus mencerminkan citra indonesia...
Tapi kalo ini? semua siaran media elektronik baik TV maupun radio dipasung mati jam 1 sampe jam 5 pagi...apa apaan ini? ini bukanlah pencerahan, tapi pemberedelan, kita kembali mundur belakang, saat statiun tv masih dikuasai TVRI, saat siaran termalam adalah cerita roman serial akhir pekan....Tak percaya kebijakan ini diambil di tahun 2005. Inikah solusi terbaik untuk mengatasi problema krisis energi yang ada? Terlebih, apakah kebijakan ini penting untuk di buat?

Saya benar benar tak habis pikir, apa mereka tidak sadar bahwa ini berarti pembatasan informasi? Tidak akan ada berita meski dalam darurat seperti saat gempa Nias terjadi ditengah malam dan saya mendapatkan beritanya langsung saat itu juga. Bagaimana nasib penyiar yang menjaga gawang di saat subuh? Lalu reporter, kameraman, dan crew media lainnya yang mempunyai shift di saat subuh, haruskah mereka dipangkas juga?

Pertanyaan terbesar dari semua ini adalah...apa korelasi pengematan energi dengan penghematan informasi? Bukankah yang harus dikejar adalah gaya hidup masyarakat Indonesia yang jauh dari hemat? Perubahan gaya hidup lebih berumur panjang dan efektif, meski ia harus melalui proses. Namun hal tersebut jauh lebih ramah terhadap kehidupan masyarakat. Sampai kapan masyarakat harus dibelenggu, sampai kapan informasi harus dibatasi meski atas nama hemat energi.

Cikarang, 11:44 PM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home