15 April 2007

Merindukan rasa adil

Jangan tanyakan keadilan, karena Negara ini tak pernah menawarkan keadilan!!!
Kalau kita lihat berbagai kasus yang terjadi di Indonesia, jelas terlihat ada ketidakadilan di sana. Sejak jaman G30S, kasus tanjung priok, mei 1998, semanggi 1998, DOM aceh, sampai kematian Munir, ketidakadilan tampaknya menjadi benang merah yang menggarisbawahi peristiwa berdarah itu.

Adil sepertinya bukan kosa kata yang familiar, dimana bisa kita dapatkan keadilan? Di kepolisian kah, pemerintah kah, MPR / DPR? Semuanya tanda tanya besar. Tak ada sejarah keadilan yang pernah terjadi di Indonesia. Sejarah pun akhirnya patut dipertanyakan. Tapi apakah ini akhir dari segalanya?

Saat mengetahui suciwati terpilih sebagai ASEAN HEROS 2005 versi majalah TIME asia, saya langsung tersenyum sekaligus terharu, ia masih menjadi corong suara keadilan ditengah semua kemustahilan ini. Dia pahlawan saya, pahlawan semua orang yang merindukan keadilan. Saya belum pernah bertemu langsung, tapi kegigihannya serta ungkapan dan pernyataannya di media masa membuat saya tertengun

“saya mencari pembunuh suami saya, ayah dari anak anak saya”
“kami tidak akan lelah mencari keadilan”
“kasus ini bukan hanya tentang Munir, tapi tentang situasi hak asasi di Indonesia”
“Saya juga ingin anak-anak memahami apa yang saya lakukan. Saya ingin mereka tahu ibunya tidak tinggal diam ketika ayahnya diperlakukan seperti itu dan kebahagiaan kita sebagai keluarga dihancurkan. Saya akan terus berjalan sampai ke mana pun untuk mencari kebenaran itu. Semoga saja ada sejarah terang di negeri ini.”

Suciwati hanyalah seorang istri dan ibu yang mencari keadilan tentang suaminya. Namun dalam proses ia berubah menjadi sosok idealisme mewakili semua impian kita. Saya kagum, sekaligus salut. Keadilan memang tidak ada di Negara ini, tapi bukan berarti ia tidak akan pernah ada. Perubahan dapat terjadi. Jangan pertanyakan keadilan, tapi ciptakan keadilan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home