15 April 2007

You’re still part of my life

“But I’m almost 24!!!”


Nada protes ini saya keluarkan sebagai reaksi atas pertanyaan kenapa saya belum pulang, kemana saya malam ini, bersama siapa saya pergi, dan jam berapa saya ingin pulang. Buat saya, permasalahannya adalah pertanyaan beruntun itu saya dapatkan hampir setiap malam, dikeluarkan dengan nada marah pula.

C’mon saya hampir 24, cukup dewasa dan tahu mana yang baik dan yang buruk. Saya berhak pula bersosialisasi, dan malam menjadi satu satunya pilihan karena seluruh teman saya sudah bekerja. Dengan senang hati saya akan cerita tentang perjalanan malam saya, tapi hanya sekedar pemberitahuan, bukan lagi permohonan ijin.

Ok..ok…saya mengerti, saya masih tinggal dengan orang tua, hingga ini konsekwensi yang harus saya ambil. Tapi tidak adakah rasa percaya? “Saya sudah dewasa pap,udah gede mom!”

Satu bulan terakhir saya mengantikan peran mama papa sebagai kepala keluarga. Kepindahan adik kecil saya ke Sydney membuat mama papa bolak balik dan meninggalkan saya di rumah.

Mau tahu rasanya jadi kepala rumah tangga? Repot tentunya…Bayar tagihan, cek rumah, belanja keperluan dapur, anter adik, jemput adik, mikir makan apa pagi, siang dan malam. Mau gampang makan di luar, tapi pikirin juga uang karena saya ditinggal tanpa uang saku. Kartu ATM saya pun mogok kerja, pin diblokir, buku tabungan hilang. Alhasil uang tunai menjadi masalah yang cukup rumit.


Kami berempat di rumah kompakan hidup sederhana dan tidak cerewet, makan apa adanya, sekali kali makan enak. Tergantung budget, irit irit di hari kerja dan makan enak di akhir minggu. Bisa juga datang ke rumah saudara saat jam makan malam, yah semuanya agar dapat menikmati hidup.


Semua tantangan itu berhasil saya hadapi dengan baik. Harusnya ini sudah membuktikan bahwa saya sudah mandiri dan dewasa. Selama satu bulan itu pun rutinitas kehidupan saya berubah, minum susu di pagi hari, bikin bekal makan siang, jus buah di malam hari, makan malam seadanya. Semua berjalan dengan lancar.


Sampai saat mama papa pulang ke rumah, mereka asing dengan rutinitas saya yang baru, yang saya jalani tanpa mereka. Esok paginya, ada yang aneh, tidak adalagi susu di meja, tidak adalagi bekal makan siang. Saat saya tanyakan ke mba, dia menjawab, “mama bilang, mama yang mau siapin semuanya untuk saya”


Jawaban itu membuat saya tertengun, jadi selama ini semua yang mereka lakukan, pertanyaan beruntun itu, tindakan mama, bukan untuk menganggu ketenangan hidup saya, they just want to be part of my life. Mereka mau ada dalam hidup saya, bersusah payah hadir untuk saya. Jika dipikir, harusnya mereka bisa hidup tenang menikmati hari tua, toh saya sudah mandiri dan dewasa. Tapi ini pilihan mereka, untuk tetap bersama saya, dan masuk dalam kehidupan saya. Jika bukan karena cinta, saya tidak tahu lagi apa alasannya.


“Mom, hari ini aku mau belajar di rumah saudara, pulangnya jam 10”

August 9, 2006

0 Comments:

Post a Comment

<< Home