26 April 2007

Get Krispinite (part two)

“eh krispy kreme bukanya kapan? Kayaknya gw harus ikutan hunting demi adeku, km inget ga pastinya?”
Teman saya menyesal memberikan informasi tentang Krispy Kreme di Senayan City. Menurutnya saya gila.
“loe yakin mau nginap? Emang dapet berapa sih? Ga worth it banget! Gw beliin aja deh!”
“Ini bukan masalah materi, tapi perjuangannya. Bukan hadiah tapi prosesnya.”
“Iya tapi tetep aja, ga worth it.”

Si keras kepala tetap saja membandel. Pulang rumah saya langsung mandi dan bersiap. Buku GRE, Ipod, PDA plus charger, termos isi kopi, air putih, jurnal, agenda, kain bali. Yah namanya juga persiapan, saya akan sendirian di sana, segala hal mungkin terjadi. Yang bisa dilakukan hanyalah bersiap untuk segalanya.

Teman saya bukan satu - satu nya orang yang menentang. Mama juga geleng - geleng kepala. Hah mo nginep di mall? Hanya untuk antri donat? Tokonya buka jam 10 pagi dan kamu sudah siap dari jam 8 malam? Gila, bener - bener gila. Sebenernya buat apa sih?

Buat adik saya. Sesimple itu, saya juga ajak adik ikut serta, dia mau banget hanya mempertanyakan bagaimana dengan sekolah. Dia harus sekolah, bolos hanya karena Krispy Kreme ga masuk akal banget. Sedangkan saya kan sedang “nganggur” dan apalah artinya begadang satu malam, itu pekerjaan saya sehari hari. “Ok de, I’ll do it for you.”

“Baik banget sih, ade loe juga ga segitunya kali. Kayaknya loe jadi lebih heboh dari dia.”
“Gw mau memberikan yang terbaik, itu aja. Beli sesuatu gampang, tapi kalo gw berjuang untuk itu pasti jadinya lebih spesial”

Sesampainya di Senayan City, ternyata saya ga sendiri. Sudah ada 7 orang lain yang mengantri. Saya jadi orang ke 8 yang artinya hanya akan mendapatkan 5 lusin donat.

“loe yakin tetep mo ngantri? Sekarang lebih ga worth it lagi, loe ga akan mendapatkan 52 lusin donat gratis. Cuman 5 lusin, yakin tetep mo nginep?”

Saya ga mungkin mundur karena sudah sampai di lokasi. Saya pun menginap dan terbukti malam tersebut menjadi malam yang paling “worth it” untuk ditunggu.

Lima penunggu pertama datang berkelompok, tampaknya dari satu kampus. Siap dengan alas tikar, notebook, Ipod, makanan segambreng, dan berbotol - botol air mineral. Seperti sedang piknik, hanya saja bukan rumput hijau jadi alas, tapi lantai marmer. Setelah bertukar informasi saya jadi tahu mereka menunggu dari jam 11 siang, saling bergilir menjaga posisi. Niat banget yah, padahal sebagian dari mereka mengaku tidak pernah mencoba Krispy Kreme, sebagian lagi tidak terlalu suka dengan donat tersebut. Saya jadi rela mereka menang, mereka layak untuk itu. Dikira - kira mereka pasti mahasiswa ekonomi, atau fisip, anak sosial seperti saya. Tapi di luar dugaan, mereka calon – calon dokter dari Ukrida, wow benar - benar ga nyangka, mereka bolos 2 hari hanya untuk antri donat, ternyata dokter bisa gila juga yah.

Dua orang selanjutnya mendapatkan perintah langsung dari majikan. Huh pas dengar ini saya merasa dicurangi. Enak sekali anak majikan itu, begitu mudahnya menyuruh orang menunggu antrian donat. Tak perlu cape atau usaha, cukup tenang - tenang di rumah dan mendapatkan hadiah. Sementara dua anak buah itu tak punya pilihan, mereka menunggu dari jam 1 siang, capai lelah tanpa sedikit pun berkesempatan menikmati kerja kerasnya. Yah akhirnya uang yang berbicara.

Gelombang ketiga, si nomor 8 itu saya. Hihi my lucky number 8. Apa saja yang saya lakukan selama semalaman itu? Yang jelas saya tidak tidur sama sekali, sampai ke 7 orang lainnya bertanya - tanya. “Mba, kuat yah ga tidur!” yah ini mah keseharian saya. Malam memang lebih ramah buat saya.

Masa kritis terjadi saat usai tengah malam, jam 2-3 pagi. Yang lain sudah terkapar tidur. Saya kembali sendiri, di tempat asing, keadaan yang kadang membuat saya lebih jujur pada diri sendiri, jujur pada perasaan, jadi banyak belajar tentang hidup dan masa depan.

Pagi – pagi kami bangun dengan lega, menyadari penantian akan segera berakhir. Dan saya kembali beruntung, dengan bantuan seorang malaikat saya berhasil menggandakan urutan. No 8 dan 9 menjadi milik saya dengan total 10 lusin donat gratis, persediaan untuk 2 bulan dalam 1 tahun. Jam 9 pagi barisan mulai memanjang. Saya merasa menjadi orang paling beruntung seluruh dunia, karena di belakang saya ada puluhan orang yang menginginkan posisi ini.

Perjuangan ini membuahkan hasil 2 ticket of the year, 2 limited Krispy Kreme Senayan City T-Shirt, 2 topi kertas Krispy Kreme dan kepuasan tak ternilai. 20 September 2006, hari itu benar - benar serasa mimpi. Rasanya menyenangkan sekali, dengan ini setiap kali adik saya menukarkan kupon dengan donat, ia akan mengingat saya. Ada 10 kali kesempatan ia mengingat saya dan saya senang bisa membahagiakan dia.
(the end)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home