18 April 2010

Dinner Trouble

Pergumulan lapar mata dan niat diet memuncak kala malam hari. Saat lidah rindu mengecap rasa manis, mengelabuhi perut kenyang. Pertarungan ini dimenangkan tidur lebih awal, mengalihkan godaan dalam buaian mimpi.

Namun saat pagi datang dan mata dihadapkan dengan sayur rebus tanpa rasa, langsung hati menjerit. "Another day of diet? Ohhhhhh Nooo....." Seperti kemarin, Jumat (16/4), begitu bangun yang tersaji di meja hanya telur, kol, kangkung, tauge, semuanya direbus sekenanya. "Ahhh I need sugar...." Goda si lidah. Tapi komitmen harus dijunjung tinggi, sudahlah saya menumpuk sayur mayur, meneteskan sedikit saos tuk perasa lalu potongan telur tuk tenaga.

Siang hari godaan tak segarang terik matahari. Apalagi tak ada makanan enak di tongkrongan saya, otak dengan mudah mengambil kendali, "Udah mahal, ga enak lagi, ruginya double, mending terusin diet deh." Dan segelas es kelapa 5rb cukup menganjal seharian. Ahh bangganya hatiku.

Tapi lain halnya dengan makan malam. Dinner is trouble, bener - bener biang kerok, bagai musuh terbesar dalam video game yang harus kau kalahkan sebelum naik level. Sebelum melewati hari, saya harus bertarung melawan godaan makan malam. Dan kalau boleh jujur, banyak kalahnya hehe.

Saya paling lemah dengan godaan traktir. Duh maaf ya kalau semua diperhitungkan dari sisi ekonomis. Malam hari biasanya diisi oleh wisata kuliner, kalau ga nongkrong plus ditraktir, ya melepas stress dengan memanjakan lidah. Ini hobi. Apalagi saya punya temen tandem yang siap menemani, termasuk berbagi membayar tagihan. Olala saya benar - benar dalam masalah.

Kemarin malam, teman lama-tak-jumpa mengajak bertemu, artinya berjam - jam nongkrong ditemani makanan, minuman tak henti. Posisi perut saya lemah, tuk perlawanan saya pindahkan tempat makan ke resto sushi, yang sedikit menyehatkan. Dia memilih bertemu di Bakoel Koffie Senopati, saya setuju karena ada Sushi Underground di bawahnya. So its sushi and coffee for dinner.

Dari jaringan retail kopi, Bakoel Koffie memang favorit saya, selain asli produk dalam negeri, kualitas kopi yang dijual boleh diadu. Lalu setiap cabang menawarkan design yang unik, tidak seperti jaringan kopi asing yang terlihat seragam. Jika Bakoel Koffie Cikini kental dengan nuansa 'jadul' masa lalu, cabang Senopati sangat 'nge-art', lokasi kedai kopi berbagi dengan galeri seni, sangat berkelas.

Tapi sayang, saat berkunjung kemarin Bakoel Koffie sedang direnovasi. Lokasi yang semula bertingkat, dialihkan ke lantai dasar dan membuat saya berasa ngopi di basement yang kental unsur kayu. Sambil menunggu saya pesan Ijo Frost 27rb++ minuman paling menyehatkan, berupa campuran kacang hijau, kopi dan susu. Tapi kesalahan besar datang saat barista bertanya, "Pake whip cream ga mba?" Belum sempat mikir, mulut pun menjawab, "Pake, mas." Dan penjahat berkedok barista melengkapi aksi kriminal saya dengan sebuah sendok kecil. Saat masuk mulut cream itu lumer dan gula menari - nari. "Woiiii ini harusnya jadi blog Dietttt."

Krim hanya sanggup termakan beberapa suap, saya malu gagal di depan pembaca blog. Sisa krim - tanpa diaduk - dibiarkan menumpuk di permukaan, hanya kacang hijau yang termakan. "Cukup menghibur lidah."

Tuk makan malam saya pilih dua fushion sushi ala Sushi Underground tuk berdua. Coral Roll, 39rb++ tertulis fresh salmon crab meat, cucumber, tobiko mayo. Yang keluar justru lilitan lemper isi timun dan crab stick, dihiasi salmon mentah dan telur ikan atau tobiko. Saya sebut dihiasi karena salmon dan tobiko benar - benar hiasan, irisannya tipis, porsinya seiprit.

Piring kedua judulnya Kalimantan, 38rb++, shisamo (pregnant fish) cabe rawit, avocadon lettuce. Sajian ini boleh dipujikan. Saya pengemar ikan kecil yang tubuhnya dipenuhi telur ini. Dari kepala hingga buntut, isinya telur ikan semua, butiran berwarna kuning muda yang guring. Biasanya ikan 'hamil' ini cukup dibakar dan langsung dilahap. Baru kali ini saya melihat shisamo dijadikan kreasi sushi. Sayangnya, resep unik ini dirusak saat ikan digoreng tepung. Baluran tepung justru mengurangi sensasi telur ikan yang tersimpan didalamnya.

Keunikan lain juga saya temukan dalam penggunaan lettuce, daun selada dan cabe rawit pada sushi. Paduan kesemuanya menimbulkan rasa unik.

Jadi begitulah perjalanan saya Jumat 16 April lalu. Bisa jadi ini kegagalan, tapi anda bisa lihat, setiap kesempatan saya selalu memilih pilihan terbaik. Mudah - mudahan terwujud dalam bukti nyata :)

Lokasi:
Sushi Underground / Bakoel Koffie
Senopati raya 92
Jakarta Selatan
021-98524991

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Posted via email from vennie's posterous

0 Comments:

Post a Comment

<< Home