26 April 2007

Pulang

“Hari ini pulang ke rumah baru ya.”
Akhirnya hari itu datang juga. Setelah belakangan terakhir aku komplain tentang kamarku yang kosong, tidurku yang seperti pengungsi.
“Aku ga punya kamar, semuanya kosong.”
Malam ini aku akan tidur di kamar yang tak pernah aku tempati sebelumnya dan belajar memanggilnya kamarku.
Pulang, kata ini begitu sederhana, tapi begitu penting karena hanya satu yang bisa kau sebut rumah. Tempat yang kau tuju untuk pulang.

Pulang adalah tempat dimana keluargamu berada
Aceh, Medan, Padang, Bangka, Lampung, Palembang, keliling Jawa, Palu, Makassar, Toraja, Bali, Lombok, Kupang, Atambua, Soe. Ini sebagian Indonesia yang telah aku jelajahi. Belum lagi Singapura, Malaysia, Thailand, Australia, Negara tetangga yang pernah aku singahi. Praktisnya pergi jauh telah menjadi bagian dari hidupku. Aku bisa kasih saran banyak tentang bagaimana caranya packing. Apa yang dibutuhkan untuk perjalanan satu minggu, 3 bulan, bahkan 6 bulan. Aku terbiasa. Mulai dari satu tas yang muat masuk cabin sampai satu koper pun, semua bisa dipersiapkan. Aku selalu siap untuk pergi kapan saja.

Meski demikan rumah tetap tempat yang penting buatku. Tempat kos, posko, tenda sampai hotel berbintang tidak bisa menandingi kenyamanan sebuah rumah. Aku selalu kangen rumah. Biasanya kalau stress aku selalu ingin pulang, kembali ke keluargaku, ke ranjangku, ke kamarku.

Permasalahan yang membuatku stress tidak pernah dibahas di sana. Aku hanya pulang, kembali ke perinduanku dan tidur. Kadang menangis. Rumah memberikan pelukan hangat yang menguatkan. Aku selalu siap menghadapi apapun saat keesokan harinya.

Pulang adalah tempat dimana hatimu berada
Australia mau ga mau sudah menjadi bagian dari hidup saya. Cc, kk dan dd saya menetap di sana, belajar dan bekerja. Entah mana yang mereka panggil rumah, Indonesia atau Australia. Sebagian sobat karib saya juga tersangkut di negeri kanguru tersebut, entah untuk sesaat atau jatuh cinta sampai mati.

Saat mereka datang ke Indonesia, saya yang paling semangat jadi pemandu keliling. Saya sanggupi semua permintaan mereka. Senang bisa menemani mereka berkeliling, memperlihatkan kalau Jakarta lebih dari sekedar macet, kriminal dan polusi. Namun saat waktu itu tiba, saya tahu hati mereka tidak lagi di sini. “aku pulang dulu ya ven.”

Pulang adalah tempat dimana orang yang kamu sayangi berada

Pulang adalah tempat dimana orang yang kamu sayangi menunggu

Jam menunjukkan pukul 9:23 pm, aku ga bisa menunda lagi. Aku harus pulang ke rumahku yang baru, rumah yang tidak aku kenali. Aku tak tahu apakah ia bisa memberikan kehangatan pelukan seperti yang biasa aku alami di tempat yang lama. Bagaimana jika aku merasa asing di rumahku sendiri, hingga tak ada lagi tempat pelarian dan persembunyianku?

Pulang.

Aku belajar menyadari kalau pulang bukanlah ditujukan untuk sebuah tempat. Bukan fisik tapi hubungan manusia. Bukan rumah, tapi keluarga. Bukan kedoya raya no.4, tapi keluarga Arief.
Aku harus pulang sekarang. Keluargaku menungguku.

Aku harap kamu masih tahu jalan pulang…
9:23 pm

0 Comments:

Post a Comment

<< Home